Hampir tujuh tahun sudah saya tinggal di kota pahlawan ini. Hidup di perantauan memang banyak suka dan dukanya, disamping banyak pengalaman yang saya dapatkan.
Dukanya, hidup sendiri – jauh
dari keluarga terutama orang tua, kadang homesick
kalau kangen. Paling untuk melepas rasa rindu hanya lewat suara di udara. Dan,
pengalaman buruk yang tak kalah menarik ketika baru satu bulan tinggal di
surabaya, kamar saya banjir saudara – saudara. Stress? Pasti. Untung masih bisa
dikendalikan agar tidak menjadi gila. Beruntunglah saya punya teman yang sesama
dari kampung halaman dan memiliki kisah duka yang sama. Karena memang kami satu
kamar. Pekerjaan untuk membersihkan sisa – sisa banjir berhasil kami atasi
berdua dengan sekuat jiwa dan raga.
Ah, itu hanya secuil pengalaman
duka saja. Memang begitulah hidup di kota perjuangan, harus tahan banting
dengan hal buruk penuh duka. Namun, pengalaman suka-nya hidup di Surabaya tentu
masih banyak dan tak kalah menarik. Memiliki teman yang asyik, tempat wisata
yang unik, serta masih banyak tempat – tempat kuliner yang wajib untuk diincip dan
jangan hanya dilirik.
Surabaya banyak meninggalkan kisah klasik bagi bangsa ini saudara – saudara. Sehingga banyak tempat – tempat bersejarah disini, apalagi di kota tua Surabaya – yaitu di area fenomenal yang merupakan simbol perlawanan arek – arek Suroboyo terhadap pendudukan Belanda. Beberapa bangunan klasik dan cantik banyak yang masih terawat dengan baik dan digunakan sebagai perkantoran sampai sekarang. Seperti Hotel Ibis, kantor Bapeda, bank Mandiri, kantor POS besar, dan kantor PTPN. Namun ada juga yang kondisinya kosong, kotor, tak terawat, dan menyeramkan. Selain itu terdapat Tugu Pahlawan (TP) beserta dengan museumnya. Monumen ini tingginya mencapai 45 meter, memiliki sisi sebanyak 10 bidang, dan dibangun untuk memperingati peristiwa pertempuran 10 Nopember 1945. Kalau hari Minggu, area TP pasti ramai sekali. Banyak penjual makanan, lalu ada pasar kaget TP pagi yang menjual barang – barang branded yang murah meriah karena barang yang dijual merupakan barang KW, namun ada juga yang Original tapi bekas. Banyak juga keluarga yang olahraga di halaman TP, ada yang sekedar jalan – jalan, beli makanan, foto – foto, dan masih banyak kegiatan lainnya yang dilakukan pengunjung.
Tugu Pahlawan |
Makam Pahlawan Tak Dikenal |
Tak jauh dari Tugu Pahlawan, terdapat jembatan merah yang merupakan lokasi pertempuran hebat yang menewaskan Brigjen Mallaby.
Bangunan yang tak kalah fenomenal
adalah Hotel Majapahit. Dulu merupakan Hotel Oranje atau Hotel Yamato yang
terletak di jalan Tunjungan. Hotel Majapahit merupakan tempat dimana terjadi
insiden bendera. Para pejuang Surabaya merobek bendera merah – putih – biru
Belanda menjadi merah – putih Indonesia.
Hotel Majapahit |
Jika saudara – saudara ke
Surabaya, jangan lupa mampir ke museum House
of Sampoerna yang terletak di kawasan Kebunrojo. Museum klasik yang
dibangun oleh keluarga Sampoerna (dulu adalah pemilik pabrik rokok Sampoerna). Di
dalamnya terdapat barang – barang antik milik keluarga Sampoerna saat mulai
merintis pabrik rokok di Surabaya sampai dijual ke Philip Morris. Ada mesin
pemotong tembakau sampai dengan mobil kuno. Di lantai dua terdapat toko yang
menjual aneka cinderamata. Bahkan pada saat hari kerja, dari lantai dua yang
dibatasi dinding kaca, saudara – saudara bisa menyaksikan para pelinting rokok
legendaris Dji Sam Soe sedang bekerja di lantai satu. Keunikan dari mereka
adalah bekerja bak robot seirama dan sangat cepat. Sayangnya, di lantai dua ini
tidak diperkenankan mengambil gambar. Ah ya, di museum ini juga menyediakan tour gratis dengan mini bus mengelilingi
Kota Tua Surabaya yang diberi nama Surabaya
Heritage Track. Tour berlangsung
selama 1 – 2 jam, tiga kali dalam sehari. Kecuali hari Senin Libur. Di dalam
bus, pemandu wisata akan menjelaskan sejarah kota Surabaya dan tempat – tempat
bersejarah yang dilalui.
Warung Pertama Kel. Sampoerna |
Kios Kel. Sampoerna |
Ada lagi, Monumen kapal Selam.
Letaknya ada di jalan Pemuda, tepat diapit oleh bangunan Delta Plaza Surabaya
dan sungai Kali Mas. Kapal Selam tersebut merupakan wujud asli dari KRI
Pasopati 410, salah satu kapal selam TNI AL dari satuan Kapal selam Republik
Indonesia kawasan Timur. Dahulu pernah
digunakan dalam pertempuran di Laut Aru
dalam pembebasan Irian Barat dari Belanda. Di dalam perut kapal kita dapat
melihat peralatan perang canggih pada masa itu, kabin tempat para awak
beristirahat, periskop (alat optik yang digunakan untuk mengamati dalam keadaan
jarak jauh dan mengintai musuh), dan dengan beberapa terpedo di bagian belakang
– tengah – depan kapal selam tersebut.
Monumen Kapal Selam |
Tempat Istirahat Para Awak |
Dan masih banyak lagi tempat wisata dan hal –
hal menyenangkan lainnya di Surabaya selain yang saya sebutkan diatas. Sampai
bertemu di episode selanjutnya saudara – saudara…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar