Senin, 19 Januari 2015

Tentang Surabaya (1)


Hampir tujuh tahun sudah saya tinggal di kota pahlawan ini. Hidup di perantauan memang banyak suka dan dukanya, disamping banyak pengalaman yang saya dapatkan. 

Dukanya, hidup sendiri – jauh dari keluarga terutama orang tua, kadang homesick kalau kangen. Paling untuk melepas rasa rindu hanya lewat suara di udara. Dan, pengalaman buruk yang tak kalah menarik ketika baru satu bulan tinggal di surabaya, kamar saya banjir saudara – saudara. Stress? Pasti. Untung masih bisa dikendalikan agar tidak menjadi gila. Beruntunglah saya punya teman yang sesama dari kampung halaman dan memiliki kisah duka yang sama. Karena memang kami satu kamar. Pekerjaan untuk membersihkan sisa – sisa banjir berhasil kami atasi berdua dengan sekuat jiwa dan raga.

Ah, itu hanya secuil pengalaman duka saja. Memang begitulah hidup di kota perjuangan, harus tahan banting dengan hal buruk penuh duka. Namun, pengalaman suka-nya hidup di Surabaya tentu masih banyak dan tak kalah menarik. Memiliki teman yang asyik, tempat wisata yang unik, serta masih banyak tempat – tempat kuliner yang wajib untuk diincip dan jangan hanya dilirik. 

Surabaya banyak meninggalkan kisah klasik bagi bangsa ini saudara – saudara. Sehingga banyak tempat – tempat bersejarah disini, apalagi di kota tua Surabaya – yaitu di area fenomenal yang merupakan simbol perlawanan arek – arek Suroboyo terhadap pendudukan Belanda. Beberapa bangunan klasik dan cantik banyak yang masih terawat dengan baik dan digunakan sebagai perkantoran sampai sekarang. Seperti Hotel Ibis, kantor Bapeda, bank Mandiri, kantor POS besar, dan kantor PTPN. Namun ada juga yang kondisinya kosong, kotor, tak terawat, dan menyeramkan. Selain itu terdapat Tugu Pahlawan (TP) beserta dengan museumnya. Monumen ini tingginya mencapai 45 meter, memiliki sisi sebanyak 10 bidang, dan dibangun untuk memperingati peristiwa pertempuran 10 Nopember 1945. Kalau hari Minggu, area TP pasti ramai sekali. Banyak penjual makanan, lalu ada pasar kaget TP pagi yang menjual barang – barang branded yang murah meriah karena barang yang dijual merupakan barang KW, namun ada juga yang Original tapi bekas. Banyak juga keluarga yang olahraga di halaman TP, ada yang sekedar jalan – jalan, beli makanan, foto – foto, dan masih banyak kegiatan lainnya yang dilakukan pengunjung.
Tugu Pahlawan
Makam Pahlawan Tak Dikenal

Tak jauh dari Tugu Pahlawan, terdapat jembatan merah yang merupakan lokasi pertempuran hebat yang menewaskan Brigjen Mallaby.
Jembatan Merah Surabaya
Bangunan yang tak kalah fenomenal adalah Hotel Majapahit. Dulu merupakan Hotel Oranje atau Hotel Yamato yang terletak di jalan Tunjungan. Hotel Majapahit merupakan tempat dimana terjadi insiden bendera. Para pejuang Surabaya merobek bendera merah – putih – biru Belanda menjadi  merah – putih Indonesia.
Hotel Majapahit
Jika saudara – saudara ke Surabaya, jangan lupa mampir ke museum House of Sampoerna yang terletak di kawasan Kebunrojo. Museum klasik yang dibangun oleh keluarga Sampoerna (dulu adalah pemilik pabrik rokok Sampoerna). Di dalamnya terdapat barang – barang antik milik keluarga Sampoerna saat mulai merintis pabrik rokok di Surabaya sampai dijual ke Philip Morris. Ada mesin pemotong tembakau sampai dengan mobil kuno. Di lantai dua terdapat toko yang menjual aneka cinderamata. Bahkan pada saat hari kerja, dari lantai dua yang dibatasi dinding kaca, saudara – saudara bisa menyaksikan para pelinting rokok legendaris Dji Sam Soe sedang bekerja di lantai satu. Keunikan dari mereka adalah bekerja bak robot seirama dan sangat cepat. Sayangnya, di lantai dua ini tidak diperkenankan mengambil gambar. Ah ya, di museum ini juga menyediakan tour gratis dengan mini bus mengelilingi Kota Tua Surabaya yang diberi nama Surabaya Heritage Track. Tour berlangsung selama 1 – 2 jam, tiga kali dalam sehari. Kecuali hari Senin Libur. Di dalam bus, pemandu wisata akan menjelaskan sejarah kota Surabaya dan tempat – tempat bersejarah yang dilalui.
Warung Pertama Kel. Sampoerna
Kios Kel. Sampoerna
Ada lagi, Monumen kapal Selam. Letaknya ada di jalan Pemuda, tepat diapit oleh bangunan Delta Plaza Surabaya dan sungai Kali Mas. Kapal Selam tersebut merupakan wujud asli dari KRI Pasopati 410, salah satu kapal selam TNI AL dari satuan Kapal selam Republik Indonesia kawasan Timur. Dahulu  pernah digunakan dalam pertempuran  di Laut Aru dalam pembebasan Irian Barat dari Belanda. Di dalam perut kapal kita dapat melihat peralatan perang canggih pada masa itu, kabin tempat para awak beristirahat, periskop (alat optik yang digunakan untuk mengamati dalam keadaan jarak jauh dan mengintai musuh), dan dengan beberapa terpedo di bagian belakang – tengah – depan kapal selam tersebut.
Monumen Kapal Selam
Tempat Istirahat Para Awak
Dan masih banyak lagi tempat wisata dan hal – hal menyenangkan lainnya di Surabaya selain yang saya sebutkan diatas. Sampai bertemu di episode selanjutnya saudara – saudara…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar